Business

LightBlog

Breaking

LightBlog

Senin, 10 September 2012

Konsumsi Susu Formula Secara Berlebihan, Umur 2 Tahun Terserang Radang Otak

Oleh : Irma R. Priyadi

Berawal dari pemberian susu formula pada si kecil Aldo, sejak dia dilahirkan karena ASI belum keluar dengan lancar. Tapi sayangnya si Aldo sudah terlanjur menyukai susu formula dalam botol karena lebih enak dan tentunya tanpa kerja keras seperti halnya mengisap susu dari puting si bunda. Susu dalam botol besar dilahapnya dalam sekejap dan sudah berpindah ke botol yang lain. Sampai dengan umur 6 bulan yang harusnya sudah menerima makanan tambahan, dia sama sekali tak mau menyentuhnya dan lebih menyukai susu formula. Setiap bulan entah berapa kg susu masuk dalam lambungnya, si bunda bercerita dana yang dikeluarkan untuk susu formula sekitar 1 - 1.5 juta perbulan. Susu formula yang dikonsumsi juga susu impor ternama yang lumayan mahal harganya. Pada kaleng kemasan tertera berbagai kandungan gizi, DHA, AA dan entah kandungan lainnya yang mengundang minat para orang tua untuk memberikannya kepada si bayi.

Susu formula.. yah lagi lagi mengenai efek samping dari susu formula. Maaf, saya bukannya anti pati dengan namanya susu formula dan lebih mendewakan ASI. Saya juga bukan menghakimi susu formula dan mengagungkan ASI. Saya juga bukan menilai bahwa ASi adalah segala-galanya dan susu formula tak baik dikonsumsi oleh bayi. Memang, saya tak pernah memberikan susu formula pada kedua anak saya sejak mereka dilahirkan ke bumi ini. Saya cukup yakin dan percaya bahwa ASI adalah makanan yang telah disediakan Allah untuk kedua jagoan saya. Sehingga saya tak perlu lagi berpusing-pusing untuk mencari makanan baginya selain ASI. ASI ekslusif 6 bulan, tanpa tambahan apapun dan dilanjutkan tetap menyusui sampai berumur 2 tahun bahkan lebih diluar makanan tambahan tentunya.

Saya hanya sekedar berbagi kepada teman-teman, ibu muda, ibu yang baru melahirkan, baru mengandung atau semua perempuan yang tentunya suatu saat menjadi ibu. Sehingga hal yang terjadi pada ‘cucu’ saya (anak keponakan) tidak terjadi pada bayi-bayi yang lainnya. Saya sangat prihatin atas si kecil Aldo, begitu kami memanggilnya yang sekarang tergolek tanpa daya di ruang ICU sebuah rumah sakit di Jakarta karena terserang radang otak dan infeksi pada paru-parunya. Sabtu siang, Aldo tiba-tiba pingsan lalu di bawa ke dokter spesialis anak. Dan dokter anak menganjurkan untuk dibawa ke rumah sakit, lalu masuk ICU karena koma. Diagnosa dokter menyimpulkan bahwa Aldo terserang radang otak dan infeksi paru-paru. Gejalanya adalah demam tinggi, pusing mual hingga akhirnya tak sadarkan diri.

Foto: google
Minggu kemarin, Alhamdulillah si kecil Aldo yang baru saja berulang tahun di bulan Agustus lalu tepat di hari kemerdekaan Indonesia tersadar dari koma tapi masih di ruang ICU karena masih dalam masa kritis. Dan seluruh tubuh mungil yang gempal itu terpasang berbagai alat bantu dan berbagai obat disuntikkan padanya. Biaya nya pun tak main-main, perawatan di ICU perharinya sekitar 12-15 juta karena berbagai dokter spesialis dikerahkan untuk menanganinya.

Berawal dari pemberian susu formula pada si kecil Aldo, sejak dia dilahirkan karena ASI belum keluar dengan lancar. Tapi sayangnya si Aldo sudah terlanjur menyukai susu formula dalam botol karena lebih enak dan tentunya tanpa kerja keras seperti halnya mengisap susu dari puting si bunda. Susu dalam botol besar dilahapnya dalam sekejap dan sudah berpindah ke botol yang lain. Sampai dengan umur 6 bulan yang harusnya sudah menerima makanan tambahan, dia sama sekali tak mau menyentuhnya dan lebih menyukai susu formula. Setiap bulan entah berapa kg susu masuk dalam lambungnya, si bunda bercerita dana yang dikeluarkan untuk susu formula sekitar 1 - 1.5 juta perbulan. Susu formula yang dikonsumsi juga susu impor ternama yang lumayan mahal harganya. Pada kaleng kemasan tertera berbagai kandungan gizi, DHA, AA dan entah kandungan lainnya yang mengundang minat para orang tua untuk memberikannya kepada si bayi.

Berbagai penyakit sering menyerangnya. Walaupun badannya sangat gemuk sekali, namun pertumbuhan motoriknya sangat lambat. Flu, pilek atau diare sering menyerangnya. Beberapa bulan lalu, Aldo sempat dirawat karena infeksi usus dan pencernaan hingga diare akut. Beberapa hari di rawat kondisinya membaik dan diperbolehkan pulang ke rumah. Namun kesehatannya naik turun, demamnya juga naik turun. Sehingga pada puncaknya, Sabtu kemarin si kecil Aldo yang masih lucu-lucunya harus dirawat kembali dan mirisnya lagi dalam keadaan koma. Dokter yang menanganinya mengatakan, bakteri sudah menyerang ke seluruh badan karena pengobatan pertama tidak maksimal. Banyak lendir ditubuh mungilnya. Oh, prihatin saya mendengarnya. Teringat 8 bulan lalu sebelum kami pindah, Aldo masih tampak sehat dan lucu sekali. Sangat montok sekali.

Memang segala hal yang berlebihan tak baik, demikian juga pemberian susu formula secara berlebihan. Bagaimanapun orang tua ingin memberikan makanan yang terbaik untuk si buah hati tercinta. Dengan memberikan makanan pilihan yang dipercaya banyak kandungan gizi dan mencerdaskan si buah hati. Ditambah kekurang yakinan akan keajaiban ASI dan gencarnya promosi susu formula dalam berbagai merk yang dipercaya banyak manfaatnya. Seandainya kita percaya mengenai keajaiban ASI, tentu kita tak akan tergoda oleh berbagai rayuan produk susu dan tak bingung mencari susu formula yang baik untuk si kecil.

Ternyata, banyak hal yang harus diperhatikan jika kita memilih atau terpaksa memberikan susu formula pada si kecil. Saudara saya yang seorang dokter mengatakan, susu formula dalam kondisi masih susu bubuk relatif aman. Akan berbahaya ketika dicairkan karena bakteri akan sangat suka tumbuh di susu formula yang sudah dicairkan. Maka dari itu banyak hal yang harus diperhatikan, baik cara membuatnya, takaran susunya, kebersihan, juga waktu pemberian susu formula itu sendiri. Ada beberapa tip aman dalam membuat/mencairkan susu formula untuk si kecil, antara lain:

1. Pastikan kondisi tangan dalam keadaan bersih, cuci tangan dengan sabun sebelum membuat susu.

2. Botol dicuci bersih dan dipanaskan dalam keadaan air sampai mendidih dan bergola (disterilkan)

3. Pencairan susu formula menggunakan air yang direbus (jangan air dispenser), tunggu air sampai sekitar 70 derajat lalu masukkan susu formula sesuai takaran dan diamkan sejenak sampai susu yang sudah dicairkan bersuhu sekitar 37 derajat baru diberikan kepada si kecil.

4. Sebisa mungkin susu segera dihabiskan, kalau tidak simpanlah di lemari pendingin dan hanya sampai 4 jam saja. Seandainya lebih dari 4 jam dan masih tersisa, alangkah baiknya dibuang saja.

Mengapa orangtua memberikan susu formula pada bayinya? Tentu mereka mempunyai pertimbangan sendiri dengan tujuan buat kebaikan si kecil. Terlepas dari betapa bermanfaatnya ASI sebenarnya, susu formula relatif aman dalam komposisi yang tepat dan penyajian yang tepat. Sekali lagi, saya tidak bermaksud untuk mengatakan susu formula kurang baik, namun tetap harus banyak hal yang diperhatikan dalam pemberiannya.

Teriring doa dan sayang untuk si kecil Aldo yang masih dalam kondisi kritis di ICU. Semoga Aldo kuat bertahan dan melawan radang otak dan infeksi paru-paru yang menyerangnya.

Salam sayang dari bunda Irma ya Naak.. peluk cium untukmu..

Sweden, 19 Desember 2011

sumber : http://kesehatan.kompasiana.com

1 komentar:

  1. terima kasih atas share infonya.. sangat berharga,. yang ingin saya tanyakan, bagaimana bila si ibu yang sedang menyusui, meminum susu formula nutrisi ibu hamil? apakah ada dampak atau pengaruh terhadap si bayi?

    BalasHapus

Apakah artikel ini berguna? Apa Pendapat Anda?

Adbox