David A. Geier BA dan Mark Geier MD PhD, menulis : “Early Downward Trends in Neurodevelopmental Disorders Following Removal of Thimerosal-containg Vaccines”
Data tulisan itu diambil dari VAERS ( Vaccine Adverse Event Reporting System) dan CDDS ( California Department of Developmental Services).
California melaporkan kejadian autisme ada 800 pada bulan Mei 2003. Kalau peningkatan ini berlanjut, maka diperkirakan bahwa angka tersebut akan meningkat lagi sampai lebih dari 1000 pada permulaan 2006. Namun Geiers melaporkan, bahwa angka itu justru menurun sampai 620, penurunan 22 %.
Analisa ini mematahkan rekomendasi dari IOM (Institute of Medicine) yang berbunyi :
IOM menyatakan bahwa bukti2 yang ada menyebabkan penolakan dari adanya hubungan antara thimerosal dan autisme, bahwa hubungan seperti itu tidak mungkin terjadi secara biologis. Karena itu penelitian tentang hal ini tidak perlu dilanjutkan.
Dengan makin banyaknya vaksin yang diberikan pada anak-anak, dosis thimerosal meningkat, sehingga penumpukan dosis tersebut melebihi dosis keracunan yang telah ditetapkan oleh beberapa badan dalam pemerintah. Merkuri diketahui merusak sel otak pada dosis yang sangat rendahpun.
Sampai tahun 1989 anak prasekolah hanya mendapatkan 3 jenis vaksin , yaitu polio, DPT dan MMR. Tahun 1999 vaksin yang direkomendasikan pada anak pra-sekolah meningkat sampai 22 vaksin yang diberikan sebelum anak mencapai kelas 1 SD. Yang berat adalah pemberian vaksin hepatitis B yang diberikan pada anak 24 jam setelah lahir. Kebanyakan vaksin ini mengandung merkuri.
Jumlah kumulatif merkuri yang diberikan pada anak mencapai 187 kali lebih dari limit yang ditetapkan oleh EPA (Environmental Protection Agency).
Antara tahun 1989 dan 2003 terdapat ledakan autisme. Insidensi autisme dan gangguan saraf lain meningkat dari 1:2500 sampai 1:166. Saat ini lebih dari setengah juta anak di Amerika menderita autisme. Gangguan ini membuat panic para keluarga.
Tahun 1999 atas rekomendasi AAP (American Academy of Pediatrics) dan US PHS (Public Health Service) thimerosal dikeluarkan dari vaksin anak.
Geiers menyimpulkan bahwa merkuri tetap merupakan hal yang harus diwaspadai oleh karena masih saja dimasukkan sebagai pengawet pada vaksin2 seperti vaksin flu yang diberikan pada anak2 di Amerika, begitu juga pada vaksin tetanus-diphteri dan tetanus monovalen..
http://www.autisme.or.id/berita/article.php?article_id=63
IOM menyatakan bahwa bukti2 yang ada menyebabkan penolakan dari adanya hubungan antara thimerosal dan autisme, bahwa hubungan seperti itu tidak mungkin terjadi secara biologis. Karena itu penelitian tentang hal ini tidak perlu dilanjutkan.
Dengan makin banyaknya vaksin yang diberikan pada anak-anak, dosis thimerosal meningkat, sehingga penumpukan dosis tersebut melebihi dosis keracunan yang telah ditetapkan oleh beberapa badan dalam pemerintah. Merkuri diketahui merusak sel otak pada dosis yang sangat rendahpun.
Sampai tahun 1989 anak prasekolah hanya mendapatkan 3 jenis vaksin , yaitu polio, DPT dan MMR. Tahun 1999 vaksin yang direkomendasikan pada anak pra-sekolah meningkat sampai 22 vaksin yang diberikan sebelum anak mencapai kelas 1 SD. Yang berat adalah pemberian vaksin hepatitis B yang diberikan pada anak 24 jam setelah lahir. Kebanyakan vaksin ini mengandung merkuri.
Jumlah kumulatif merkuri yang diberikan pada anak mencapai 187 kali lebih dari limit yang ditetapkan oleh EPA (Environmental Protection Agency).
Antara tahun 1989 dan 2003 terdapat ledakan autisme. Insidensi autisme dan gangguan saraf lain meningkat dari 1:2500 sampai 1:166. Saat ini lebih dari setengah juta anak di Amerika menderita autisme. Gangguan ini membuat panic para keluarga.
Tahun 1999 atas rekomendasi AAP (American Academy of Pediatrics) dan US PHS (Public Health Service) thimerosal dikeluarkan dari vaksin anak.
Geiers menyimpulkan bahwa merkuri tetap merupakan hal yang harus diwaspadai oleh karena masih saja dimasukkan sebagai pengawet pada vaksin2 seperti vaksin flu yang diberikan pada anak2 di Amerika, begitu juga pada vaksin tetanus-diphteri dan tetanus monovalen..
http://www.autisme.or.id/berita/article.php?article_id=63
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apakah artikel ini berguna? Apa Pendapat Anda?