Anak-anak akan akrab dengan rasa buah dan sayur jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk suka dengan sayuran dan berbagai jenis makanan. Studi terbaru menunjukkan hal ini bisa dirangsang jika ibu mengonsumsi banyak sayur dan variasi makanan saat menyusui.
"Paparan terhadap rasa selama bulan-bulan pertama kehidupannya akan membentuk selera dan pilihan makanannya di kemudian hari," ujar Dr Gary Beauchamp selaku direktur Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/2/2011).
Dr Beauchamp menuturkan anak-anak akan akrab dengan rasa buah dan sayur jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat sedang dalam masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.
"Kami telah menunjukkan bahwa periode yang sangat sensitif bagi bayi untuk belajar mengenal rasa adalah usia antara 2-5 bulan. Jika kita bisa meningkatkan konsumsi sayuran pada ibu hamil dan menyusui maka hal ini akan berdampak terhadap pilihan makanan anak nantinya," ungkapnya.
Preferensi rasa dihasilkan melalui kombinasi antara gen warisan yang membuat seorang individu lebih peka terhadap rasa tertentu dan juga molekul dari bau yang timbul. Temuan terbaru ini menambah bukti bahwa paparan rasa yang berbeda selama awal kehidupan akan berdampak pada makanan apa yang orang suka dan tidak suka saat dewasa nanti.
"Bayi yang diberi ASI akan secara rutin menerima variasi rasa berbagai makanan melalui air susu ibunya sekaligus merangsang indera pengecapnya," ujar Dr Beauchamp.
Sedangkan dalam hal gizi, kandungan susu formula mungkin bisa menyerupai gizi yang ada di dalam ASI. Tapi jika dilihat dari sudut pandang sensorik, maka susu formula tidak bisa memberikan rangsangan terhadap berbagai variasi rasa.
Dr Beauchamp mempresentasikan hasil temuannya ini dalam American Association for the Advancement of Science di Washington. Selain itu studi ini juga telah diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk suka dengan sayuran dan berbagai jenis makanan. Studi terbaru menunjukkan hal ini bisa dirangsang jika ibu mengonsumsi banyak sayur dan variasi makanan saat menyusui.
"Paparan terhadap rasa selama bulan-bulan pertama kehidupannya akan membentuk selera dan pilihan makanannya di kemudian hari," ujar Dr Gary Beauchamp selaku direktur Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/2/2011).
Dr Beauchamp menuturkan anak-anak akan akrab dengan rasa buah dan sayur jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat sedang dalam masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.
"Kami telah menunjukkan bahwa periode yang sangat sensitif bagi bayi untuk belajar mengenal rasa adalah usia antara 2-5 bulan. Jika kita bisa meningkatkan konsumsi sayuran pada ibu hamil dan menyusui maka hal ini akan berdampak terhadap pilihan makanan anak nantinya," ungkapnya.
Preferensi rasa dihasilkan melalui kombinasi antara gen warisan yang membuat seorang individu lebih peka terhadap rasa tertentu dan juga molekul dari bau yang timbul. Temuan terbaru ini menambah bukti bahwa paparan rasa yang berbeda selama awal kehidupan akan berdampak pada makanan apa yang orang suka dan tidak suka saat dewasa nanti.
"Bayi yang diberi ASI akan secara rutin menerima variasi rasa berbagai makanan melalui air susu ibunya sekaligus merangsang indera pengecapnya," ujar Dr Beauchamp.
Sedangkan dalam hal gizi, kandungan susu formula mungkin bisa menyerupai gizi yang ada di dalam ASI. Tapi jika dilihat dari sudut pandang sensorik, maka susu formula tidak bisa memberikan rangsangan terhadap berbagai variasi rasa.
Dr Beauchamp mempresentasikan hasil temuannya ini dalam American Association for the Advancement of Science di Washington. Selain itu studi ini juga telah diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apakah artikel ini berguna? Apa Pendapat Anda?