Business

LightBlog

Breaking

LightBlog

Rabu, 15 Desember 2010

Tak ingin Jadi Korban Malpraktek Dokter? Inilah Cara Menghindarinya

Healindonesia, Awan, 11 September 2008
Seringkali pasien percaya begitu saja dengan apa yang diberikan oleh dokter atau pihak rumah sakit tanpa cek ulang. Bisa dimaklumi karena pasien tdak paham sama sekali mengenai pengobatan. Beberapa kali saya mendapati kenalan, teman, atau kerabat saya sering diberikan infus, obat dan diet yang salah.

Sekarang ini sudah makin marak pemberitaan di media massa tentang kasus-kasus malpraktek. Hal ini bukanlah kasus malpraktek biasa, tapi kasus-kasus mengejutkan yang ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga Amerika Serikat yang adalah salah satu negara maju dan “super power”.
Saya percaya Anda tidak ingin kasus malpraktek dokter menimpa keluarga, sahabat, orang lain yang Anda kasihi, atau bahkan Anda sendiri. Pasien sudah cukup menderita dengan penyakit yang dideritanya, dan adalah harapan pasien untuk jangan sampai ada penderitaan tambahan oleh karena malpraktek. Ini sama saja dengan “sudah jatuh tertimpa tangga”. Kerugian atau penderitaan karena malpaktek bukan hanya rugi di segi waktu, uang dan energi dimasa sekarang saja, tapi lebih dari itu, pasien bisa kehilangan masa depan atau nyawanya.
Jika hal ini telah terjadi, penyesalan akan muncul belakangan dan kita pun tidak bisa kembali lagi ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahan yang ada, karena waktu tidak bisa diputar mundur.
Untuk menghindari terjadinya malpraktek pada kasus Anda atau orang lain yang Anda kasihi, berikut tips dari pengalaman saya pribadi yang bisa Anda terapkan dengan mudah (walaupun rumah sakitnya berstandar internasional, tetaplah lakukan tips ini).
1. Cek Infus, Pengobatan, dan Diet Yang Diberikan oleh Pihak Rumah Sakit
Jika Anda atau kenalan Anda di rawat inap, catat merk & jenis infus, obat, dan diet yang diberikan pihak rumah sakit. Setelah itu carilah info mengenai apa yang Anda catat tadi, di internet lewat Search Engine Google. Cermati info yang Anda dapat dari internet dan bandingkan dengan kondisi sakit yang pasien hadapi.
Seringkali pasien percaya begitu saja dengan apa yang diberikan oleh dokter atau pihak rumah sakit tanpa cek ulang. Bisa dimaklumi karena pasien tdak paham sama sekali mengenai pengobatan. Beberapa kali saya mendapati kenalan, teman, atau kerabat saya sering diberikan infus, obat dan diet yang salah.
Ada jutaan obat dipakai oleh dokter dan tidak mungkin kita bisa menghafal manfaat, pengaruh dan efek sampingnya. Oleh karena itu, adalah tindakan yang cukup cerdik jika kita memakai fasilitas internet untuk mengetahui tentang obat-obatan yang diberikan kepada pasien.

Sebagai contoh, saya ceritakan kasus yang terjadi pada Ibu saya sendiri 2 tahun yang lalu. Ibu menderita kanker payudara, hipertensi, dan asma. Usia beliau 48 tahun. Ketika dirawat di rumah sakit, beliau diberikan cairan infus, Sodium Chloride, yaitu garam murni yang sangat tidak cocok untuk hipertensi. Beliau juga diberikan obat antibiotik yang tidak cocok dengan kondisi beliau saat itu. Yang paling kacau adalah, untuk minum sehari-hari beliau diberikan sirup manis, bukannya air putih. Kondisi Ibu makin memburuk dan dokter memutuskan untuk menjalankan kemoterapi. Saya yang pada waktu itu masih di luar kota, langsung bergegas pergi untuk melihat keadaan beliau.
Sungguh memprihatinkan, beliau saya temui dalam kondisi tidak bisa bergerak kemana-mana, selalu sesak nafas, sakit kepala, badan bengkak penuh cairan dan selalu diberikan oksigen. Saya cek perawatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dan saya dapati pihak rumah sakit telah memberikan perawatan yang salah.
Saya melarang keluarga untuk melanjutkan saran-saran dari rumah sakit dan meminta mereka untuk sesegera mungkin memulangkan beliau. Keluarga pun menuruti saran saya dan Ibu bisa segera pulih dari semua kondisi tadi hanya dalam waktu seminggu.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam hal pengecekan ketepatan pemberian infus, obat, dan diet yang diberikan oleh Rumah Sakit, saya bersedia membantu melalui telepon 08174745269 atau email (healindonesia@gmail.com ).
2. Cari Pendapat Kedua bahkan Ketiga
Setiap orang tentu memiliki pendapat yang berbeda, begitu juga dengan dokter. Mereka memiliki pengalaman, ilmu, dan terlebih lagi hati nurani yang berbeda. Semua perbedaan ini bisa jadi bahan pertimbangan yang baik bagi Anda. Jika perbedaan pendapat antara dokter yang satu dengan yang lain makin lebar, sadarlah berarti Anda tidak jauh dari kasus malpraktek. berarti Anda harus memilih salah satu dari saran mereka, atau tidak sama sekali.
3. Jika Memungkinkan Cari Dokter yang Anda Kenal Baik Karakternya
Apakah Anda rela jika Anda atau keluarga Anda ditangani oleh dokter yang hanya peduli untuk mengejar setoran? Apa Anda juga rela jika Anda tahu dokter tersebut cuek dan tidak memperhatikan pasiennya dengan baik? Apa Anda suka mendapatkan dokter yang sangat jarang bertanya keluhan Anda, apa yang Anda rasakan dan paling parah, tidak mau menyentuh Anda karena rasa jijik? Yang menyentuh Anda justru hanya perawatnya saja.
Jika Anda mendapat sikap atau perlakuan demikian, cepat-cepatlah “kabur” dan cari dokter atau rumah sakit lainnya. Ingat, kerugian atau penderitaan karena malpaktek bukan hanya rugi di waktu, uang dan energi dimasa sekarang saja, tapi lebih dari itu, Anda bisa kehilangan masa depan atau nyawa!
4. Dapatkan Dokter dari Rekomendasi Orang Terpercaya
Ini adalah cara yang bijaksana. Tanyakan orang lain yang Anda kenal dan percaya, untuk mendapatkan referensi dokter yang baik bagi Anda. Ini akan mengurangi resiko malpraktek karena teman Anda sudah “mengalami” dokter yang dia rekomendasikan tersebut. Pelanggan yang tidak puas pasti tidak akan mengatakan sebaliknya tentang pelayanan yang buruk.
5. Waspadai Politik Informasi Tertutup
Jika dokter dan perawat tidak pernah menjelaskan kepada Anda rencana pengobatan mereka, apa dan untuk apa pengobatan itu, dan juga tidak memperbolehkan Anda dan keluarga melihat hasil lab, Anda HARUS SESEGERA MUNGKIN langsung cabut dari rumah sakit itu.
Ada berjuta-berjuta jiwa telah mengalami kasus malpraktek, baik kasus ringan yang membuat penyakit makin parah sampai dengan kasus yang mengakibatkan kematian. Saya percaya beberapa dari Anda sudah pernah mengalami atau melihat orang yang menjadi korban malpraktek, bukan?!
Ini harus segera dihentikan dan saya percaya, bisa dihentikan dimulai dari diri sendiri, yaitu memperlengkapi diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai masalah ini. “Knowledge is power and the truth will set us free.” Karena tidak tahu arah, seseorang bisa tersesat. Karena kurang pendidikan, seseorang dibodohi oleh yang lebih pintar. Dan karena tidak mengerti kesehatan dan sistem kesehatan konvensional, seseorang jadi korban malpraktek.
.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah artikel ini berguna? Apa Pendapat Anda?

Adbox